Selasa, 09 Agustus 2016

Jadi Orangtua itu Wajib Cerdas

Dalam rangka pertemuan untuk mempersiapkan orangtua murid menghadapi ujian sekolah anak, sekolah anak kedua saya mengadakan seminar “ Smart Parenting” dengan pembawa acara Bp. Tubagus Wahyudi ST, MSi, MCHt, Chi.  Sewaktu membaca judul seminar dan gelar Pak Bagus,begitu beliau biasa dipanggil, saya merasa penasaran karena beliau bukan berlatar pendidikan psikologi . Ternyata apa yang beliau paparkan selaras dengan yang selalu saya dengar di beberapa buku motivasi dan seminar .
Sumber : gallery bagus bina cendekia

Menurut beliau, kehidupan masa kini yang semakin kacau disebabkan adanya komunikasi yang kacau.Komunikasi kacau disebabkan dari  pola pikir yang kacau. Pola pikir kacau karena “data base”didalam pikiran kacau. Darimana asalnya “ database” dalam pikiran itu? Ternyata dari lingkungan masa lalu Yang perlu diperhatikan adalah apa yang kita dan anak-anak kita lihat dan dengar setiap hari.  Karena apa yang dilihat dan didengar menjadi “database” pikiran anak kita, maka berhati-hatilah dengan apa yang diucapkan.  Contohnya : Penyanyi wanita yang kerap menyanyikan lagu sedih, berita kehidupannya pun terdengar sedih. Karena apa yang dinyanyikan secara berulang-ulang menjadi “ database” bagi pikirannya dan memiliki dampak besar dalam kehidupan.
Sebagai orang tua,  perlu belajar banyak ilmu salah satunya adalah Hypnoparenting. Ilmu ini perlu dimiliki dalam upaya orangtua memasukkan database ke pikiran anak. Alasan untuk mempelajari ilmu ini adalah :
-          Banyaknya ilmu modern yang berkembang. Ada Ilmu otak kanan, Otak tengah dan lain-lain yang kadang membuat bingung orangtua karena semuanya menawarkan janji membuat anak lebih berprestasi.
-          Banyak godaan media baik cetak, elektronik, internet. Televisi banyak memasukkan data negative ke dalam otak anak.
-          Era kompetisi makin ketat, tidak hanya masuk universitas saat ini masuk SD juga melalui seleksi dan ada juga yang terapkan test masuk
-          Manusia makin jauh dengan agama yang dianutnya
-          Pendidikan manusia makin tinggi
-          Makin banyak kemauan/hasrat, gaya hidup yang makin beragam
-          Fokus pikiran memudar
Setiap orang hausnya memiliki tujuan hidup sehingga  memiliki program jangka panjang dalam hidupnya. Hal ini akan membuat seseorang tidak menjadi galau apabila terjadi kegagalan jangka pendek.
Kata-kata yang keluar dari mulut seorang Ibu memiliki efek tiga kali lebih dahsyat dibanding yang keluar dari Ayah. Seorang Ibu patut menjaga setiap kata yang keluar dari mulutnya untuk kebaikan keluarganya.
Ada 10 kecerdasan yang perlu dimiliki seorang anak, yaitu :
1. Kecerdasan Linguistik yaitu dengan mengajari anak untuk berani bicara dan menunjukkan caranya dengan santun. Nabi Muhammad. saw bersabda,                “Ajarilah memanah, bela diri dan berenang,”. Hendaknya kita menuruti pesan Beliau.
2. Kecerdasan Logika yaitu dengan mengajak anak ke bengkel untuk melihat para montir bekerja , ke pabrik atau workshop untuk melihat tukang bekerja menyelesaikan sesuatu agar anak belajar mengetahui masalah dan solusinya
3. Kecerdasan natural dengan cara belajar memelihara binatang, tumbuhan, melihat pegunungan. 
4.Kecerdasan musical dengan cara mengenali aneka bunyi-bumyian dan keindahann.
5.Kecerdasan Intrapersonal untuk mengenal diri sendiri sehingga jika ada perbedaan pendapat dapat lebih mengendalikan diri. 
6.Kecerdasan Interpersonal diajarkan dengan mengenalkan anak ke berbagai kalangan. 
7.Kecerdasan Action yaitu dengan bersegera mengambil tindakan. 
8.Kecerdasan spiritual yaitu dengan melibatkan Allah subhanahu wa taalaa dalam setiap tindakan. 9. Kecerdasan spasial dengan memperkirakan ruang jika memasuki suatu tempat
       10.Kecerdasan kinetis yaitu  dengan mengajak berolahraga jalan pagi, lari dan lainnya


Dengan mengajarkan 10 kecerdasan tersebut anak telah dibekali untuk siap menghadapi  segala kemungkinan yang terjadi.Meskipun nanti ada satu atau lebih kecerdasan yang menonjol dari anak, namun kita telah membekali semuanya.

Selasa, 12 April 2016

Ikut Training Bisnis DAYCARE Rumahan, Yuk!



Daycare atau Tempat Penitipan Anak (TPA) adalah tempat menitipkan anak yang diselenggarakan oleh pihak swasta.  Daycare awalnya berlokasi di pusat perkantoran ataupun pertokoan. Seiring meningkatnya wanita bekerja di kantor, daycare berkembang menjadi bisnis yang cukup menjanjikan. Terbukti dari beberapa nama asing yang juga menyelenggarakan bisnis ini.  
Saat ini banyak ditemui bisnis daycare juga ditemukan di daerah perumahan. Daycare rumahan adalah tempat penitipan anak yang diselenggaralan di rumah pribadi atau menyewa tempat khusus untuk terselenggaranya kegiatan penitipan anak. Bisnis ini tidak hanya sekedar mencari keuntungan saja karena mengasuh dan mendidik anak selama beberapa jam tentu melibatkan ketrampilan dan pengetahuan diiringi kecintaan terhadap anak-anak. Karenanya syarat utama dari pelaku bisnis ini adalah memiliki kecintaan terhadap anak. Dengan adanya kecintaan tersebut maka pelaku bisnis dapat lebih peka dan peduli  menanggapi kebutuhan anak yang dititipkan kepadanya.
Melihat peluang bisnis dan keinginan untuk berbagi, Wuri Green Kids pemilik Daycare dan penulis buku “ Ladang Duit dari Bisnis Daycare” serta Ummi Aleeya penulis ebook “ Rahasia Bisnis Daycare” mengadakan Training Online mengenai “ Seluk Beluk Daycare Rumahan” di grup WA mulai 15 Mei 2016.
Kedua wanita alumni Sekolah Perempuan tersebut telah menuliskan secara rinci pengalamannya dalam merintis dan mengelola bisnis daycare rumahan. Dengan pengalaman yang telah dimiliki tersebut, kedua wanita ini memiliki mimpi untuk mengajak lebih banyak kaum ibu yang peduli pada anak untuk memiliki bisnis daycare rumahan.  Keduanya akan membagikan pengalaman dan tips dalam merintis dan mengelola  bisnis daycare rumahan secara professional. Anda akan lebih siap menghadapi kendala dan hambatan yang akan muncul dalam merintis dan mengelola bisnis ini. Sehingga walaupun skala rumahan, layanan daycare yang diberikan tidak akan kalah dengan pengelola daycare di perkantoran ataupun pertokoan.
Jika anda seorang ibu yang memiliki kecintaan terhadap anak, memiliki ruangan di rumah, penyabar  dan memiliki jiwa entrepreunership maka  Training “ Seluk Beluk Daycare Rumahan” layak anda ikuti.
               

Jumat, 08 April 2016

BUYA HAMKA : SANG ULAMA DALAM KENANGAN KELUARGA



            Buya Hamka dikenal sebagai seorang Ulama Besar Indonesia. Namun tidak banyak buku mengenai kehidupan pribadi ulama besar kebanggan Indonesia ini. Padahal sumbangsih beliau terhadap perkembangan Islam dan pendidikan Islam di Indonesia sangat besar. Buku HAMKA : AYAH ditulis oleh anak laki-laki Buya Hamka, buku ini banyak mengulas keseharian Buya Hamka dalam keluarga.
                Buku dibuka dengan kata pengantar yang indah dari sastrawan Taufik Ismail. Kata pengantar yang membuka wawasan siapa Buya Hamka sesungguhnya sebagai seorang ulama dengan dada yang lapang. Pribadi yang teguh pada Aqidah Islam  namun santun  dalam tindakan dan tutur kata.
Bab pertama dibuka oleh penulis dengan dua problema kehidupan yang ditanyakan kepada Buya Hamka, problema yang sampai sekarang masih ditemukan. Problem pertama, kegalauan istri menghadapi permintaan suami untuk berpoligami. Problem kedua, kegalauan seorang hamba dalam hubungan bertetangga. Jawaban yang diberikan Buya Hamka atas kedua problema diatas sungguh jawaban seorang yang sangat berhati-hati terhadap akidah Islam. Pada akhirnya, keputusan untuk menyelesaikannya berada di tangan sang empunya problema.
https://tokoalhikmah.files.wordpress.com/2015/01/ayah-kisah-buya-hamka.png
Dalam bab-bab selanjutnya ditemukan beragam cerita menarik soal kehidupan Buya Hamka. Cerita soal beliau beserta istri bahu membahu mendidik sepuluh anaknya. Sepuluh anak dengan beragam karakter, ada yang  pendiam, yang emosional, yang energik dan lainnya. Dengan selalu mengedepankan pendidikan agama, beliau memberikan contoh sebagai sarana mendidik
Sedikit yang tahu, sebelum dikenal sebagai ulama beliau adalah pejuang di daerahnya, Sumatra Barat. Bahkan Jendral AH Nasution pernah menawarkan jabatan Mayor Jendral ‘tuliter’ yang dengan halus ditolaknya.
Buya Hamka juga dikenal sebagai seorang tokoh Muhammadiyah. Padahal beliau pernah ditolak saat melamar menjadi guru di Sekolah Muhammadiyah karena tidak memiliki ijazah guru.Sebagain besar ilmu beliau didapat dari belajar secara otodidak dan berguru ke ulama-ulama besar baik di Sumatra, Jawa bahkan Mekah. Penolakan diawal tersebut justru melahirkan dendam positif bagi beliau. Semangat berjuang dan belajar yang semakin meningkat dan akhirnya membawa beliau menjadi ahli agama yang diakui di dalam dan luar negeri.
Yang menarik dibaca juga adalah peran wanita di sekeliling Buya Hamka. Penulis menceritakan dalam satu bab tersendiri peranan Ibunda penulis dalam kehidupan Buya Hamka. Seorang  wanita hebat selalu ada di belakang setiap laki-laki hebat. Ummi Rabiah yang sederhana dan serba bisa mampu menyamakan langkah dan pikiran untuk maju bersama Buya Hamka. Bahkan dititik paling rendah dalam kehidupan beliau, Ummi Rabiah tidak kehilangan jati dirinya dan terus berpegang pada keyakinan akan janji Allah swt. Saat kehidupan beranjak naik, Ummi Rabiah mampu menjadi rem Buya Hamka untuk tetap istiqomah berada di jalur dakwah.
Bab lain yang juga menarik adalah tentang perjalanan Buya Hamka beserta Ummi Rabiah dan penulis dari Baghdad ke Mekah melalui darat. Perjalanan yang harus ditempuh karena Ummi yang sakit dilarang untuk naik pesawat dalam waktu dekat. Beragam peristiwa yang terjadi selama perjalanan darat mulai dari badai pasir, banjir di pegunungan granit hingga supir yang mengantuk dapat dilalui dengan takwa dan yakin pada Allah swt adalah Maha Memelihara dan Menjaga hambaNya.
Buku ini menuliskan juga sisi lain Buya Hamka yang terkenal keras dan tegas dalam menegakkan akidah Islam namun santun dalam sikap dan lisan. Karena menurut beliau, tegas dalam aqidah Islam itu berarti juga akhlak yang baik kepada sesama. Beberapa Terdapat bagian yang juga memaparkan interaksi Buya Hamka dengan beberapa tokoh nasional. Walaupun berbeda secara paham, ideologi maupun sikap politik, toleransi sesama  dan permintaan maaf  secara langsung maupun tidak langsung diungkapkan secara ksatria para tokoh nasional tersebut. Dan dengan penuh kelapangan dada, Buya Hamka memaafkan tanpa pernah menuntut balas ataupun dendam. Keimanan terhadap Allah swt telah menjadikan beliau memaafkan peristiwa, hinaan maupun musibah yang menimpa beliau di masa lalu.
Di akhir buku terdapat beberapa silsilah keluarga Buya Hamka. Saat membaca silsilah keluarga inti maupun anak cucu beliau, terbersit pertanyaan, adakah nasihat di bab pertama buku ini ditujukan untuk keluarga dekat beliau? Jawabannya ada dalam buku yang mengungkap kenangan seorang anak terhadap Ayahnya ini.